Intensitas Pemakaian di
Dunia MayaIntensitas penggunaan di dunia maya semakin lama semakin bertambah,
terlihat dengan maraknya penjualan handphoneatau tablet yang dijual.
Selain itu, aplikasi-aplikasi yang mendukung di dalamnya semakin banyak,
bervariasi dan lebih muda untuk digunakan. Hal ini yang membuat kalangan muda
tertarik untuk menggunakannya. Intensitas penggunaan dunia maya dalam sehari
minimal bisa 6 jam, entah itu digunakan untuk browsing atau untuk
membuka account media sosial yang mereka miliki.Berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan dengan para informan RR, AG, AC dan MD, intensitas
mereka menggunakan dunia maya dalam satu hari minimal 6 jam. Alat yang sering
mereka gunakan untuk mengakses dunia maya adalah handphone. Selain itu,
intensitas penggunaan dunia maya yang dilakukan memiliki motif tersendiri
seperti, pernyataan RR, yang setidaknya RR harus absen di dunia maya dalam
sehari.Intensitas dan motif ini merupakan kebiasaan (habitus) yang dilakukan
oleh remaja dalam kehidupan sehari-hari mereka. Habitus adalah struktur untuk
menghadapi kehidupan sosial. Menurut Bourdieu habitus merupakan produk historis
yang menciptakan tindakan individu maupun kelompok. Tindakan ini terbentuk
karena adanya pola yang ditimbulkan oleh sejarah atau masa lalu.Kita dapat
melihat bahwa habitus atau kebiasaan dapat menghasilkan kehidupan sosial dan
habitus juga dapat dihasilkan dari kehidupan sosial. Habitus atau kebiasaan
muncul di bawah tingkat kesadaran menyediakan prinsip-prinsip yang digunakan
dalam kehidupan sosial. Remaja di bawah kesadarannya mereka membentuk sendiri
habitusnya dengan cara melihat realita yang ada disekitarnya, maupun usaha
redefinisi ekspresi terhadap nilai yang selama ini diyakini sebagai kebenaran.
Ini terlihat ketika mereka memutuskan untuk membuat account media
social, secara tidak langsung ia pasti mempunyai intensitas yang lebih untuk
memeriksa account yang dimilikinya. Habitus atau kebiasaan remaja ini
terbentuk karena lamanya posisi siswa tersebut dalam kehidupan dunia maya.
Identifikasi di Dunia MayaBourdieu melihat lingkungan bukan sebagai interaksi atau ikatan lingkungan Bourdieu melihat lingkungan sebagai arena pertarungan. Lingkungan digunakan sebagai tempat untuk melindungi atau meningkatkan posisi mereka untuk mendapatkan pengakuan. Lingkungan di sekitar mereka yang menyebabkan mereka membuat account media sosial. Selain itu, siswa-siswa ini ingin meningkatkan posisi mereka juga di media sosial agar tidak dikatakan gaptek ataupun ketinggalan jaman.Lingkungan seseorang yang terkena cyberbullying juga didukung oleh keadaan lingkungan sekitarnya, baik di dunia nyata ataupun di media sosial. Jika di lingkungannya korban terbiasa untuk tetap berontak terhadap kesalahan, maka saat ia mendapatkan intimidasi di manapun, ia akan berontak dan berusaha menjaga harga dirinya. Jika sebaliknya korban merupakan orang yang simple atau orang yang tidak mau memperpanjang masalah, maka dia akan mendapatkan intimidasi yang lebih intens. Sepeti yang terjadi pada AG, AG tidak mau berontak terhadap cyberbullying yang diterimanya AG lebih memilih diam, sehingga ia mendapatkan ejekan dan tuduhan-tuduhan terus menerus dari temannya.Kita dapat melihat bahwa lingkungan juga membentuk karakter seseorang setelah habitus dari penjelasan di atas. Habitus dan lingkungan tidak dapat dipisahkan, karena lingkungan mengkondisikan habitus. Sedangkan habitus menyusun lingkungan sebagai sesuatu yang mempunyai arti dan mempunyai nilai. Remaja membutuhkan modal untuk mempertahankan lingkungan dalam media sosial yang mereka miliki. Menurut Bourdieu ada 4 jenis modal yaitu modal ekonomi, modal kultural, modal sosial dan modal simbolik. Empat jenis modal yang dikemukakan oleh Bourdieu merupakan modal untuk mendukung seseorang agar bisa bertahan pada suatu lingkungan. Jika seorang siswa tidak memiliki modal ini, maka siswa tersebut tidak akan bisa bertahan dan meningkatkan posisinya. Habitus lingkungan dan modal merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan.Gambaran Kekerasan Simbolik yang Terjadi Pada Anak Remaja di Dunia MayaKekerasan simbolik adalah kekerasan yang tidak nampak, kekerasan tidak menyebabkan luka secara fisik, melainkan luka secara psikis. Kekerasan simbolik dapat terjadi di mana saja, misalnya di sekolah guru tiba-tiba mengadakan kuis mau tidak mau semua murid menuruti gurunya. seperti halnya dengan kekerasan simbolik yang terjadi di media social, kekerasan ini langsung menuju phisikis seseorang. Kekerasan di media sosial ini biasa disebutcyberbullying. Menurut keempat informan yang telah diwawancarai cyberbullying adalah mengolok-olok di dunia maya dan mengambil alih account atau bisa disebut dibajakPerlakuan-perlakuan yang tidak sopan yang didapatkan oleh keempat informan adalah kekerasan simbolik, dan yang terkena pertama kali adalah mental. Kekerasan simbolik merupakan kekerasan yang lunak. Menurut Bourdieu kekerasan simbolik merupakan tindakan ttidak langsung yang umumnya dalam bentuk kultural. Kekerasan simbolik ini terbentuk karena habitus dan lingkungan seseorang. Dikarenakan, kebiasaan dan sifat seseorang terbentuk dari kesehariannya dan lingkungan di sekitar mereka.Hal yang telah disebutkan di atas dapat menyebabkan muncul kekerasan simbolik seperti yang dikatakan Bourdieu, kebiasaan individu diperoleh dari pengalaman hidupnya. Siswa yang terkenacyberbullying tidak memiliki kekuatan lebih untuk melindungi dirinya dan siswa yang terkena cyberbullying menjadi pihak yang terintimidasi.
Reaksi dan Dampak Dari Kekerasan SimbolikRespon dan dampak yang diperlihatkan oleh keempat informan tersebut merupakan hasil dari kekerasan simbolik, yang menyerang langsung pada psikis atau mental seseorang. Hal tersebut mengakibatkan luka yang didapatkanakan sulit hilang, karena membekas di pikiran dan perasaan sesseorang tersebut. Sama halnya dengan keempat informan, mereka tidak mendapatkan luka yang nampak, akan tetapi mereka mendapatkan luka yang tersembunyi yang orang lain tidak dapat melihatnya.Selain tidak melaporkan kepada pihak yang berwajib ke empat informan juga tidak menceritakan kejadian tersebut ke orang tua mereka. Alasannya karena hanya masalah sepele dan tidak perlu orang tua tahu, karena jika mereka tahu masalah akan menjadi besar. Masalah sepele ini muncul karena adanya konflik individu atau antar kelompok, di mana konflik tersebut hanya diketahui oleh orang-orang yang berkonflik saja, konflik ini bisa disebut dengan konflik laten. Konflik laten adalah konflik yang tidak muncul di permukaan konflik yang hanya diketahui orang tertentu. Sama halnya dengan konflik cyberbullying, yang tahu hanya teman-teman tertentu saja. Cyberbullying yang terjadi di kalangan remaja di Surabaya masih menjadi konflik laten, yaitu konflik yang masih tersembunyi oleh orang tua mereka.
KesimpulanCyberbullying adalah tindakan yang merugikan orang lain baik secara mental maupun fisik. Akan tetapi cyberbullyinglebih cepat menyerang pada mental seseorang karena mereka dipermalukan ataupun diolok-olok seenaknya sendiri tanpa pandang bulu. Bentuk dari cyberbullying dikategorikan menjadi dua cyberbullying direct attact dan cyberbullying by proxy. Cyberbullying sebenarnya sama dengan bullying pada umumnya. Perbedaan antara cyberbullying dan bullyingadalah tempat melakukannya. Cyberbullying mengunakan alat perantara seperti handphone, atau media sosial untuk mengintimidasi seseorang, sedangkan bullying tidak menggunakan perantara namun langsung bertemu atau berhadapan dengan korban.
Masalah cyberbullying ini
muncul dikarenakan intensitas penggunaan internet yang meningkat dan munculnya
media sosial, yang sering diakses para siswa. Mengakses dunia maya merupakan
sebuah habitus (kebiasaan) yang dilakukan para siswa selain mereka belajar.
Intensitas penggunaan dunia maya para siswa dalam satu hari mereka mengakses
minimal 6 jam. Mereka mereka akan menerima dampak negatif akibat terlalu sering
mengakses dunia maya, yaitu para remaja menjadi malas belajar, serta dampak
paling buruk mereka akan menerima cyberbullying.Temuan data di lapangan
menunjukkan bahwa, terdapat bentuk-bentuk cyberbullying yang diterima
mulai facebok di-hack sampai diolok-olok atau dihina di media
sosial. Bentuk-bentuk cyberbullying tersebut,
yaitu cyberbullying direct attactdan Cyberbullying by proxy. Bentuk cyberbullying disini
berbentuk tulisan yang langsung ditujukan terhadap korban, bisa melalui pesan
langsung atau
pun timeline di-facebookatau twitter. Cyberbullying by
proxy bentuk cyberbullying ini berbeda dengan yang pertama pada
bentuk ini accountseseorang diambil alih dan semua informasi bisa diganti-ganti
tanpa sepengetahuan pemilik account.Dapat dilihat di sini
bahwa cyberbullying yang diperoleh siswa remaja tidak hanya
dalam bentuk direct attact. Mereka juga
mendapatkan bullyingdalam bentuk proxy.
Hal tersebut menandakan
bahwa pelaku lebih pintar dalam hal teknologi informasi, atau pengetahuan dalam
dunia teknologi informasi mereka sudah di atas rata-rata daripada korban,
sehingga mereka dengan mudah membobol account.x
Identifikasi di Dunia MayaBourdieu melihat lingkungan bukan sebagai interaksi atau ikatan lingkungan Bourdieu melihat lingkungan sebagai arena pertarungan. Lingkungan digunakan sebagai tempat untuk melindungi atau meningkatkan posisi mereka untuk mendapatkan pengakuan. Lingkungan di sekitar mereka yang menyebabkan mereka membuat account media sosial. Selain itu, siswa-siswa ini ingin meningkatkan posisi mereka juga di media sosial agar tidak dikatakan gaptek ataupun ketinggalan jaman.Lingkungan seseorang yang terkena cyberbullying juga didukung oleh keadaan lingkungan sekitarnya, baik di dunia nyata ataupun di media sosial. Jika di lingkungannya korban terbiasa untuk tetap berontak terhadap kesalahan, maka saat ia mendapatkan intimidasi di manapun, ia akan berontak dan berusaha menjaga harga dirinya. Jika sebaliknya korban merupakan orang yang simple atau orang yang tidak mau memperpanjang masalah, maka dia akan mendapatkan intimidasi yang lebih intens. Sepeti yang terjadi pada AG, AG tidak mau berontak terhadap cyberbullying yang diterimanya AG lebih memilih diam, sehingga ia mendapatkan ejekan dan tuduhan-tuduhan terus menerus dari temannya.Kita dapat melihat bahwa lingkungan juga membentuk karakter seseorang setelah habitus dari penjelasan di atas. Habitus dan lingkungan tidak dapat dipisahkan, karena lingkungan mengkondisikan habitus. Sedangkan habitus menyusun lingkungan sebagai sesuatu yang mempunyai arti dan mempunyai nilai. Remaja membutuhkan modal untuk mempertahankan lingkungan dalam media sosial yang mereka miliki. Menurut Bourdieu ada 4 jenis modal yaitu modal ekonomi, modal kultural, modal sosial dan modal simbolik. Empat jenis modal yang dikemukakan oleh Bourdieu merupakan modal untuk mendukung seseorang agar bisa bertahan pada suatu lingkungan. Jika seorang siswa tidak memiliki modal ini, maka siswa tersebut tidak akan bisa bertahan dan meningkatkan posisinya. Habitus lingkungan dan modal merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan.Gambaran Kekerasan Simbolik yang Terjadi Pada Anak Remaja di Dunia MayaKekerasan simbolik adalah kekerasan yang tidak nampak, kekerasan tidak menyebabkan luka secara fisik, melainkan luka secara psikis. Kekerasan simbolik dapat terjadi di mana saja, misalnya di sekolah guru tiba-tiba mengadakan kuis mau tidak mau semua murid menuruti gurunya. seperti halnya dengan kekerasan simbolik yang terjadi di media social, kekerasan ini langsung menuju phisikis seseorang. Kekerasan di media sosial ini biasa disebutcyberbullying. Menurut keempat informan yang telah diwawancarai cyberbullying adalah mengolok-olok di dunia maya dan mengambil alih account atau bisa disebut dibajakPerlakuan-perlakuan yang tidak sopan yang didapatkan oleh keempat informan adalah kekerasan simbolik, dan yang terkena pertama kali adalah mental. Kekerasan simbolik merupakan kekerasan yang lunak. Menurut Bourdieu kekerasan simbolik merupakan tindakan ttidak langsung yang umumnya dalam bentuk kultural. Kekerasan simbolik ini terbentuk karena habitus dan lingkungan seseorang. Dikarenakan, kebiasaan dan sifat seseorang terbentuk dari kesehariannya dan lingkungan di sekitar mereka.Hal yang telah disebutkan di atas dapat menyebabkan muncul kekerasan simbolik seperti yang dikatakan Bourdieu, kebiasaan individu diperoleh dari pengalaman hidupnya. Siswa yang terkenacyberbullying tidak memiliki kekuatan lebih untuk melindungi dirinya dan siswa yang terkena cyberbullying menjadi pihak yang terintimidasi.
Reaksi dan Dampak Dari Kekerasan SimbolikRespon dan dampak yang diperlihatkan oleh keempat informan tersebut merupakan hasil dari kekerasan simbolik, yang menyerang langsung pada psikis atau mental seseorang. Hal tersebut mengakibatkan luka yang didapatkanakan sulit hilang, karena membekas di pikiran dan perasaan sesseorang tersebut. Sama halnya dengan keempat informan, mereka tidak mendapatkan luka yang nampak, akan tetapi mereka mendapatkan luka yang tersembunyi yang orang lain tidak dapat melihatnya.Selain tidak melaporkan kepada pihak yang berwajib ke empat informan juga tidak menceritakan kejadian tersebut ke orang tua mereka. Alasannya karena hanya masalah sepele dan tidak perlu orang tua tahu, karena jika mereka tahu masalah akan menjadi besar. Masalah sepele ini muncul karena adanya konflik individu atau antar kelompok, di mana konflik tersebut hanya diketahui oleh orang-orang yang berkonflik saja, konflik ini bisa disebut dengan konflik laten. Konflik laten adalah konflik yang tidak muncul di permukaan konflik yang hanya diketahui orang tertentu. Sama halnya dengan konflik cyberbullying, yang tahu hanya teman-teman tertentu saja. Cyberbullying yang terjadi di kalangan remaja di Surabaya masih menjadi konflik laten, yaitu konflik yang masih tersembunyi oleh orang tua mereka.
KesimpulanCyberbullying adalah tindakan yang merugikan orang lain baik secara mental maupun fisik. Akan tetapi cyberbullyinglebih cepat menyerang pada mental seseorang karena mereka dipermalukan ataupun diolok-olok seenaknya sendiri tanpa pandang bulu. Bentuk dari cyberbullying dikategorikan menjadi dua cyberbullying direct attact dan cyberbullying by proxy. Cyberbullying sebenarnya sama dengan bullying pada umumnya. Perbedaan antara cyberbullying dan bullyingadalah tempat melakukannya. Cyberbullying mengunakan alat perantara seperti handphone, atau media sosial untuk mengintimidasi seseorang, sedangkan bullying tidak menggunakan perantara namun langsung bertemu atau berhadapan dengan korban.
Komentar
Posting Komentar